Rabu, September 24, 2025
Beranda blog Halaman 89

Kapolri Instruksikan Percepat Penanganan Wilayah Bencana dan Tingkatkan Pelayanan Warga Kebutuhan Khusus

0

JAKARTA, MMCIndonesia.id- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menginstruksikan kepada seluruh jajaran Staf Logistik (Slog) Polri untuk bergerak cepat melakukan penanganan di wilayah bencana alam dan melakukan peningkatan pelayanan terhadap warga berkebutuhan khusus.

Hal itu disampaikan Sigit saat membuka Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Logistik Polri di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (9/6/2021).

Menurut Sigit, Indonesia menjadi negara yang sering dilanda bencana. Sebab itu, diperlukan gerak cepat dari aparat kepolisian untuk mengerahkan bantuan dukungan logistik sarana dan prasaranya kepada masyarakat yang menjadi korban bencana alam.

“Kebutuhan di wilayah bencana, listrik, air dan komunikasi pasti terganggu, diatur bagaimana manajemennya terkait dengan arus distribusi logistik bisa cepat sesuai dengan karakteristik wilayah bencana,” kata Sigit.

Selain gerak cepat tangani bencana alam, mantan Kapolda Banten itu juga meminta kepada jajaran Logistik Polri untuk menyiapkan pelayanan terbaik kepada masyarakat berkebutuhan khusus di setiap kantor polisi. Menurutnya, hal itu sebagai upaya untuk memberikan pelayanan prima kepada seluruh warga.

“Harapan kami memberikan pelayanan yang baik, buat saudara kita yang kebutuhan khusus untuk di buatkan sarana dan prasarana agar pelayanan tidak ada perbedaan,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini.

Slog Polri, kata Sigit, mempunyai lima tahapan dalam menjalankan perannya. Yakni, pengembangan Roaad Map logistik, optimalisasi jejaring logistik, modernisasi mekanisme logistik, restrukturisasi organisasi dan optimalisasi sumber daya.

Oleh sebab itu, Sigit menyatakan bahwa, Logistik Polri merupakan salah satu unsur penting. Mengingat, personel kepolisian membutuhkan dukungan logistik dalam menjalankan seluruh tugasnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

“Slog Polri sebagai pengemban unsur pengawas dan pembantu pimpinan dapat menyamakan visi dan misi dalam mempersiapkan langkah strategis guna menjawab tantangan dalam tugas,” tutur Sigit.

Sebab itu, Ia menekankan soal perlunya koordinasi dengan operasional dilapangan soal kebutuhan yang diperlukan. Sehingga, Slog bisa merencanakan kebutuhan petugas dilapangan.

Tak hanya itu, Sigit juga meminta agar Slog Polri memikirkan soal dukungan penuh kepada personel kepolisian yang bertugas di wilayah konflik dan berkarakteristik khusus.

“Anggota yang melaksanakan tugas dilapangan agar dilengkapi dan kualitas sesuai dengan kebutuhan, seperti anggota yang operasi dilapangan bisa melaksanakan tugas yang maksimal dengan medan yang berat dan ancaman jiwa anggota. Peralatan yang perlu pengamanan tinggi dijaga keamanannya seperti pengadaan senjata, peluru dan lainnya,” papar Sigit.

Tak lupa, Sigit menyampaikan apresiasinya kepada seluruh jajaran Slog yang telah melakukan evaluasi sekaligus menyiapkan langkah-langkah strategis sesuai dengan konsep transformasi Polri Presisi.(*)

Kemendagri: Fungsi Kelitbangan Berperan Strategis dalam Menunjang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

0

JAKARTA, MMCIndonesia.id – Kepala Badan Litbang Kemendagri Agus Fatoni menekankan pentingnya peran strategis kelitbangan dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.

Pesan tersebut disampaikannya secara virtual dalam agenda Pembekalan Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Negeri bagi Bupati/Wakil Bupati dan Wali Kota/Wakil Wali Kota Tahun 2021, Rabu (9/6/2021).

Menurut Fatoni, sebagai lembaga think tank, Badan Litbang berkontribusi dalam membantu merumuskan kebijakan pemerintah daerah agar berjalan lebih optimal. “Litbang memiliki posisi sentral dalam medukung dan memperkuat kebijakan pemerintah daerah melalui berbagai kajian, termasuk kajian tematik sesuai kebutuhan pemerintah daerah masing-masing,” ujar Fatoni yang menyampaikan paparan secara virtual di hadapan para kepala daerah.

Fatoni mengungkapkan, guna memperkuat fungsi kelitbangan, pemerintah daerah dinilai perlu melakukan sejumlah langkah strategis. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan mensinergikan agenda kelitbangan dengan inovasi. Sinergi dari kedua komponen tersebut diyakini dapat menunjang peningkatan daya saing daerah. Selain itu, dalam mendukung peran kelitbangan, pemerintah daerah juga perlu membangun kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti perguruan tinggi (PT), kerja sama antar pemda, dan sejumlah stakeholder mancanegara. Kerja sama tersebut nantinya diharapkan dapat mendorong lahirnya terobosan yang lebih kompetitif.

“Selain itu, pemerintah daerah juga perlu memperkuat SDM dengan mendorong penguatan kompetensi dan pengembangan karier peneliti,” tuturnya.

Berkaitan dengan penguatan tersebut, lanjut Fatoni, saat ini Badan Litbang Kemendagri telah melahirkan sejumlah terobosan guna memacu daya saing pemerintah daerah. Berbagai produk tersebut antara lain, Indeks Inovasi Daerah, Indeks Kepemimpinan Kepala Daerah (IKKD), dan Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah (IPKD). Indeks Inovasi Daerah dibentuk sebagai sistem pengukuran dan penilaian terhadap penerapan inovasi di daerah. Nantinya, berbagai inovasi yang telah dilakukan pemerintah daerah dalam kurun dua tahun terakhir, akan dinilai dan diukur. Kemudian, bagi daerah yang memiliki skor penilaian tertinggi akan memperoleh piagam dan trofi, serta dana insentif daerah.

Sementara itu, IKKD ditujukan guna mengukur dan menilai kepemimpinan kepala daerah. Indeks ini akan menetapkan para pemimpin daerah terbaik yang terdiri dari gubernur, bupati, dan wali kota. Para pemimpin tersebut akan memperoleh penghargaan berdasarkan kinerja yang diterapkannya di daerah. “Semoga ikhtiar ini bisa memotivasi kepala daerah dalam meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan,” kata Fatoni.

Di sisi lain, tambah Fatoni, Badan Litbang Kemendagri juga membentuk IPKD. Terobosan tersebut bertujuan mengukur efektivitas dan transparansi pengelolaan keuangan daerah. Diharapkan, indeks tersebut mampu mendorong kinerja tata kelola keuangan daerah yang efektif, efisien, dan akuntabel. Fatoni menambahkan, melalui IPKD, pemerintah daerah yang memiliki peringkat pengelolaan keuangan terbaik dari masing-masing kategori, tinggi, sedang, dan rendah, akan diberikan penghargaan. “Upaya ini diharapkan meningkatkan peran aparat pengawasan internal pemerintah dalam mewujudkan pengawasan pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel,” tuturnya.

Fatoni mengatakan, Badan Litbang Kemendagri ke depan merencanakan akan menambah indeks untuk mengukur tata kelola pemerintahan daerah. Namun, saat ini indeks tersebut masih dalam proses pengkajian. Diharapkan bentuk produk kelitbangan tersebut mampu meningkatkan daya saing tata kelola pemerintahan daerah yang lebih kompetitif. Sebagai informasi, acara tersebut dihadiri para bupati dan wali kota seluruh Indonesia. Acara ini sendiri telah berlangsung sejak 7 Juni 2021, dan direncanakan berakhir pada 11 Juni mendatang.(*)

Trenggalek Hadirkan Layanan Terintegrasi Lewat Café Pelayanan Publik

0

JAKARTA, MMCIndonesia.id – Kabupaten Trenggalek menghadirkan Café Pelayanan Publik untuk memberikan pelayanan yang terintegrasi. Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Diah Natalisa mengapresiasi upaya dan semangat dari Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk mendirikan Café Pelayanan Publik ini sebagai bentuk upaya peningkatan kualitas pelayanan publik.

Menurut Diah, upaya ini merupakan perwujudan reformasi birokrasi dalam kerangka kerja sama dan bentuk penyelenggaraan pemerintah yang kolaboratif dari seluruh sektor dalam ruang lingkup yang lebih luas untuk mencapai tujuan pembangunan, kebijakan, manajemen program, dan tentunya pelayanan publik itu sendiri. “Dengan hadirnya pelayanan publik yang terpadu dan saling terintegrasi, juga menjadi salah satu faktor pendorong tumbuhnya minat investasi khususnya di daerah. Melalui kemudahan, kecepatan, keterjangkauan, keamanan, dan kenyamanan kepada masyarakat untuk memperoleh layanan, maka akan menjadi suatu oase bagi pertumbuhan ekonomi,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara _launching_ Café Pelayanan Publik Kab. Trenggalek secara virtual, Selasa (08/06).

Guru besar Universitas Sriwijaya ini juga menuturkan kehadiran Café Pelayanan Publik Kabupaten Trenggalek bisa menjadi wajah baru pelayanan publik di Kabupaten Trenggalek. Café Pelayanan Publik juga bisa menjadi sarana pembelajaran dan perbaikan melalui perbaikan sarana dan prasarana pelayanan publik, perbaikan kualitas SDM penyelenggara pelayanan publik, meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi, serta membangun kolaborasi dan kerjasama antar unit, serta antar instansi.

“Saya sangat berharap Café Pelayanan Publik ini menjadi cikal bakal untuk dapat ditingkatkan menjadi Mal Pelayanan Publik ke depan,” imbuhnya.

Café Pelayanan Publik Kabupaten Trenggalek tidak hanya digunakan secara bersama oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek dengan Lembaga dan/atau Penyelenggara Pelayanan Publik lainnya dalam satu lokasi yang terintegrasi, tetapi juga merupakan sebuah upaya mensinergikan produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam rangka peningkatan ekonomi lokal. Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan peran Café Pelayanan Publik ini sebenarnya tidak hanya sekadar untuk memberikan layanan semata, tetapi juga sebagai wadah bagi UMKM untuk mempromosikan produknya.

“Ini adalah salah satu cara kami untuk mengungkit ekonomi masyarakat Trenggalek dan UMKMnya, karena kalau hanya untuk pengurusan izin dan dokumen-dokumen lain itu sudah bisa dilakukan secara _online_,” ujarnya.

Café Pelayanan Publik Kabupaten Trenggalek berlokasi di Jalan Panglima Sudirman No. 42, Trenggalek. Terdapat 11 layanan yang bisa diakses masyarakat di tempat ini, yakni layanan perizinan dan nonperizinan, administrasi kependudukan, pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Tahunan, surat keterangan/perizinan dari Kepolisian, layanan perbankan, layanan pajak reklame, layanan pengambilan bukti tilang, layanan informasi hukum, layanan jaminan sosial ketenagakerjaan, layanan jaminan sosial kesehatan, dan layanan perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama.

Terdapat delapan instansi yang saat ini telah bergabung yakni Kepolisian Resort Trenggalek, Kejaksaan Negeri Trenggalek, UPT Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur, PT Bank Pembangunan Daerah Jatim, Tbk, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tulungagung, BPJS Ketenagakerjaan Trenggalek, BPJS Kesehatan Trenggalek, dan Perangkat Daerah yang telah ditetapkan oleh Bupati. Masyarakat dapat berkunjung ke Café Pelayanan Publik Kabupaten Trenggalek pada Senin sampai Kamis pukul 08.00 WIB – 12.00 WIB serta Jumat pukul 08.00 WIB – 11.00 WIB.(*)

Rencana Pembelian Alutsista Rp1.760 Triliun, Presiden Harus Berani Ambil Alih

0

Jakarta, MMCIndonesia.id – Persoalan Rancangan Peraturan Presiden (Raperpres) Alutsista senilai Rp1.760 triliun, terus menjadi sorotan. Presiden Joko Widodo diminta mengambil alih. Bila perlu melarang Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengambil kebijakan yang tak masuk akal tersebut.

“Presiden perlu takeover. Ambil alih. Bahkan kalau diperlukan turun tangan. Mengingat Prabowo Subianto adalah menterinya. Sebagai Presiden, Jokowi berhak melarang anak buahnya. Jokowi jangan takut mengambil keputusan. Karena saya nilai DPR tidak akan memblok anggaran ini,” ujar Direktur Eksekutif Political and Policy Public Studies (P3S) Jerry Massie di Jakarta, Senin (7/6).

Menurutnya, Indonesia masih butuh biaya vaksin, dan pemulihan ekonomi yang terpuruk akibat pandemi COVID-19. Karena itu, negara perlu menghemat anggaran. Termasuk memilah-milah mana program yang bisa langsung dirasakan oleh rakyat.

“Presiden perlu melihat persoalan alutsista Rp1.760 Triliun ini urgent atau tidak. Apa benefit (manfaat, Red) dan impact (dampak, Red) terhadap ekonomi Indonesia. Saya katakan pengadaan alutsista dengan nilai sebesar itu, punya high risk (beresiko tinggi, Red),” paparnya.

Staf ahli presiden, lanjut Jerry, harus mempelajari lebih dulu Raperpres tersebut. “Jika ini sampai terjadi, maka Jokowi akan meninggalkan legacy di periode keduanya dengan utang menumpuk,” terang Jerry.

Saat ini, negara sedang membutuhkan banyak uang. salah satunya untuk kebutuhan pembangunan ibukota baru. “PLN saja utangnya Rp649,2 triliun sampai akhir 2020. Begitu juga dengan Garuda Indonesia hingga Rp70 triliun. Masa harus ditambah beban dan utang lagi. Presiden kerap menyebut ‘Think out of the box’ . Ini perlu dilakukan. Karena sebuah keputusan tentu ada risikonya,” pungkas Jerry.

Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Farah Puteri Nahlia menegaskan fraksinya menolak rencana Kementerian Pertahanan (Kemhan) utang sebesar Rp1.760 Triliun untuk pembelian alutsista.

“Pertimbangan pertama, pembelian alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) dengan anggaran sebesar itu tergesa-gesa. Selain itu, belum terencana matang,” ujar Farah.

Dalam pertahanan Indonesia, lanjutnya, perlu membaca visi menjadi strategi. Kemudian, menjadi doktrin pertahanan untuk membuat peta jalan yang sesuai dengan Nawacita.

“Pertimbangan ini semata-mata sebagai bentuk proporsionalitas anggaran dan penentuan skala prioritas yang lebih seimbang,” imbuhnya.

Saat ini, Indonesia sedang menghadapi pandemi COVID-19. Karenanya, upaya penanganannya menjadi prioritas utama pemerintah agar ekonomi kembali pulih.

Menjaga ketahanan ekonomi masyarakat lebih urgen dilakukan, tanpa mengurangi visi strategis penguatan pertahanan militer. Pertimbangan lainnya, anggaran tersebut berisiko membuat utang Indonesia bertambah besar.

“Apalagi periode Maret 2021 utang Berjalan Pemerintah RI sudah mencapai Rp6.445,07 triliun. Jadi, seharusnya setiap pembiayaan negara perlu dihitung konsekuensi logis dan rasionalisasi penggunaannya,” papar Farah.

Sementara itu, pengamat pertahanan Andi Widjajanto meragukan dugaan PT Teknologi Militer Indonesia (TMI) bisa memonopoli pengadaan alutsista senilai Rp1.760 triliun. Karena modal awal yang harus dimiliki terlalu besar. Perusahaan manapun akan sulit memenuhinya.

“Hitungannya sederhana dari Rp1.700 Triliun, penyertaan modalnya harus 30 persen dari jumlah tersebut. Artinya Rp600 triliun,” Andi di Jakarta, Senin (7/6).

Dari jumlah itu, PT TMI harus menyediakan dana paling tidak Rp200 triliun. Menurutnya jumlah itu terlalu besar. Dia meyakini tidak ada perusahaan yang bisa memenuhinya. termasuk BUMN sekalipun.

“Mengambil keseluruhan proyek senilai Rp1.700 Triliun dengan hitungan bisnis normal tidak akan bisa,” papar Andi.(red)

“Peringatan Haul 100 Tahun HM. Soeharto” Pesan dan Jasanya yang Selalu Diingat Umat Islam

0

Jakarta, MMCIndonesia.id – Upaya manusia mengenali diri dan memahami keberadaan Tuhan melahirkan perbagai pengalaman tentang Tuhan, manusia dan alam. Pengalaman tersebut kemudian menjadi suatu konsep unik. Bukan hanya ajaran yang terlahir dari pemikiran filosofis, tapi perpaduan dari hasil olah pikir dan olah batin.

Konsep _‘Manunggaling Kawula Gusti’_ yang terlahir dari tradisi Islam di Jawa, misalnya, kata Soeharto, merupakan pengalaman kerohanian yang tinggi.

“Hal ini didapat dari usaha mengenal diri dan menjalin hubungan dengan Tuhan dan alam,” ujar *H.M. Soeharto,* dalam suatu kesempatan bincang-bincang spiritual bersama warga bangsa.

Banyak masyarakat yang kurang mengetahui bahwa sosok Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto ini, bukan hanya seorang Militer dan Presiden. Namun beliau juga sosok pribadi yang religius, serta mendalami ajaran spiritual asli leluhur. Ilmu tasawuf; makrifat dan wahdatul wujud.

Bahkan Presiden Kedua Repulik Indonesia ini senang dan kerap berdiskusi soal agama dan budaya secara sederhana, bersifat informal bersama warga, maupun kolega Istana Negara.

Di Jawa, kata H. M. Soeharto, terdapat ajaran yang harus dipahami secara mendalam, yaitu _’Sangkan Paraning Dumadi.’_

“Puncak kemenangan hidup ideal manusia Jawa adalah tumbuhnya kesadaran tentang siapa sejatinya diri ini. _‘Sangkan Paraning Dumadi’_ (dari mana, mau k emana, kemudian menjadi), dan pengalaman kemanunggalan,” kata H. Muhammad Soeharto suatu ketika dalam sebuah diskusi.

Ajaran _‘Sangkan Paraning Dumadi’_ menurutnya, bertujuan menuntun manusia mengenal Tuhan. “Tentu dengan mencari, mengenali, menghayati, dan menyadari asal usul kehidupan. Yaitu daripada perjalanan hidup, dan tujuan hidup manusia, sampai dapat berjumpa dengan Tuhan yang menciptakannya,” ujar tokoh yang masa kecilnya tinggal di desa dan harus bekerja di sawah.

Pada bagian lain, H.M. Soeharto, juga pernah mengingatkan, bahwa kehidupan dewasa ini telah berkembang menjadi sedemikian materialistis. “Manusia modern menjadi lupa jati diri yang sebenarnya. Secara tidak sadar diperbudak modernitas yang memenjarakan jiwanya,” ungkapnya.

Inilah antara lain adicita yang pernah disampaikan H. M. Soeharto, kembali terngiang pada saat acara “Peringatan Haul 100 Tahun Haji Muhammad Soeharto.” Kegiatan ini diselenggarakan secara _off-line_ dan _virtual_ dengan aplikasi _zoom,_ dari Masjid Agung At-Tin Jakarta, Selasa (08/06/2021).

Acara ini diadakan Keluarga Besar H. M. Soeharto bersama masyarakat Jakarta. Dimulai setelah sholat Ashar berjamaah dan diakhiri dengan sholat Maghrib berjamaah. Diikuti sekitar 750 orang jamaah Masjid At-Tin, serta pengurus dan jamaah 170 Masjid Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila di seluruh Indonesia. Turut hadir Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menhan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. KH. Nasaruddin Umar, Prof. Dr. Din Syamsudin, Ir. H. Akbar Tanjung dan Prof. Dr. Sri Edi Swasono.

“Kita tadi sudah melaksanakan pembacaan surat Yasin dan Tahlil dalam rangka memperingati haulnya ayahanda Haji Muhammad Soeharto yang wafat di usia 87 tahun masehi, pada hari Ahad tanggal 27 Januari 2008,” tutur *Siti Hardijanti Rukmana,* dalam sambutannya mewakili putra-putri HM. Soeharto.

Putri pertama Presiden Ke-2 Republik Indonesia, H.M. Soeharto, yang lebih dikenal sebagai mbak Tutut ini berharap, momentum haul dapat memberi spirit bagi anak bangsa untuk meneruskan perjuangan HM. Soeharto.

“Mudah-mudahan kita yang melanjutkan perjuangan HM. Soeharto senantiasa diberikan kekuatan, taufik dan hidayah-Nya. Sehingga betul-betul dapat melanjutkan apa yang menjadi cita-cita Bapak Pembangunan,” harap Tutut yang didampingi adik-adiknya, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Hariyadi dan Hutomo Mandala Putra.

HM. Soeharto lahir pada 8 Juni 1921 di Desa Kemusuk Yogyakarta. Dia dibesarkan di lingkungan Muhammadiyah. Jasa HM. Soeharto dalam membangun citra Islam di Indonesia cukup signifikan.

Beliau diantaranya menggagas dibangunnya 999 masjid di seluruh Indonesia. Pembangunan masjid dilakukan melalui Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila.

“Beliau adalah orang tua bijak yang sangat kami kagumi dan sayangi. Beliau adalah guru dan teladan yang amat kami hormati. Beliau selalu melangkah dengan semangat kerja tak kenal lelah tanpa pamrih, jujur, tekun, tegas, dan bijaksana,” ujar Tutut.

Pada setiap langkah HM. Soeharto, ujar Tutut, selalu dilandasi kedisiplinan yang tinggi sesuai jiwa kemiliteran yang mengalir sejak usia muda. “Dibarengi tuntunan agama yang lekat dalam jiwanya sejak kecil. Bapak pantang menyerah dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat kecil meskipun banyak kendala yang dihadapi,” ungkapnya.

Menurut Tutut, ayahnya sering mengingatkan tentang filosofi Tri Dharma Mangkunegaran. Sebuah doktrin Pangeran Sambernyowo, leluhur keluarganya dalam menumbuhkan rasa cinta rakyat kepada bangsa. Doktrin itu dikenal dengan _’Tri Dharma,’_ yaitu: _”Melu Handarbeni, Melu Hangrungkebi, Mulat Sariro Hangrosowani.”_

Bahwa kita sebagai rakyat harus tumbuh rasa ikut memiliki _(Melu Handarbeni)_ terhadap bangsa kita yang besar ini. Untuk itu, kata Tutut, kita harus mengenal secara mendalam terhadap jatidiri bangsa kita. Kita harus memiliki wawasan kebangsaan yang mendalam.

“Jika sudah tumbuh rasa memiliki, maka akan tumbuh tanggung jawab membela dan menjaga bangsa ini serta memajukannya _(melu hangrungkebi)_ untuk kesejahteraan bersama. Dengan kata lain memiliki tanggung jawab kebangsaan,” ujar Tutut lebih lanjut.

Semasa hidupnya, kata Tutut, ayahnya kerap berpesan, agar pandai-pandailah bersyukur. Tutut dan semua keluarganya dididik dalam spirit keagamaan dan tidak semata dibesarkan untuk bisa menikmati gemerlapnya kehidupan. “Kami ditempa dan diajarkan bagaimana mencintai perjuangan terhadap bangsa untuk mewujudkan cita-cita adil makmur berdasarkan Pancasila,” ungkapnya.

Kini Bapak Pembangunan Indonesia ini sudah meninggalkan kita. Namun 999 masjid yang didirikannya masih berdiri kokoh. Salah satunya adalah Masjid Agung At-Tin berdiri megah, yang mengabadikan nama Raden Ayu Siti Hartinah, istrinya.

Disamping itu, spirit keagamaan HM. Soeharto, menurut mbak Tutut, patut menjadi panutan. Salah satu pesannya adalah kewajiban moral manusia mencapai harmoni (keselarasan).

“Seseorang bisa mencapai _‘kawruh bejo’_ harus melalui beberapa tahap diantaranya yang terpenting ialah _‘mulat saliro,’_ artinya mawas diri, tahu jati diri pribadi,” ungkap Tutut mengutip pesan ayahnya.

Acara “Peringatan Haul 100 Tahun HM. Soeharto” juga ditandai dengan penyerahan buku profil “Masjid Pak Harto” dari keluarga kepada sejumlah tokoh, diantaranya Ketua MPR Bambang Soesatyo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. KH. Nasaruddin Umar, Prof. Dr. Din Syamsudin, Ir. Akbar Tanjung dan Prof. Dr. Sri Edi Swasono serta pemberian santunan untuk 3.500 anak yatim piatu, yang diberikan secara simbolik kepada 25 perwakilan anak yatim piatu.

Tutut mengajak semua pihak untuk memanjatkan doa bagi almarhum dan almarhumah kedua orangtuanya. “Terima kasih yang tulus kepada semua pihak atas doa-doa yang telah dipanjatkan untuk pak Harto dan Ibu Tien Soeharto. Diiringi doa dari kami juga semoga Allah SWT membalas berlipat ganda atas ketulusan Bapak-Bapak, Ibu-Ibu dan sahabat-sahabat sekalian, amiin,” pinta Tutut. (red)

 

Gubernur Mahyeldi Ajak Fateta Unand Berperan Majukan Pertanian Sumbar

0

PADANG, MMCIndinesia.id – Sivitas Akademika Universitas Andalas (UNAND) memperingati hari lahir (Dies Natalis) ke -13 Fakultas Teknologi. Dies natalis yang diadakan secara langsung, dan melalui daring dipusatkan di Gedung Convention Hall UNAND, Padang, Selasa (8/6/2021).

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, SP ikut menghadiri rapat senat terbuka peringatan hari lahirnya UNAND dalam sambutannya mengucapkan selamat Dies Natalis ke -13 kepada Fakultas Teknologi UNAND yang bertema Tema “Inovasi dan Karya Untuk Keilmuan dan Masyarakat”.

Dalam sambutannya, Gubernur Mahyeldi mengatakan, Pembangunan Provinsi Sumbar memerlukan sinergi dengan semua komponen, khususnya perguruan tinggi. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas (Fateta Unand) dapat mengambil peran mempercepat implementasi peningkatan pendapatan petani melalui nilai tambah produk agroindustri.

“Apalagi Pemprov Sumbar sudah alokasikan 10 persen anggaran untuk bidang pertanian. Karena hampir 59 persen penduduk Sumbar hidup sebagai petani,” kata Mahyeldi.

Apalagi saat ini di tengah pandemi Covid-19 yang belum tahu kapan berakhir, sektor pertanian – perikanan adalah hal yang krusial dan harus diperhatikan lebih agar sektor ini bergairah sekaligus dapat mengangkat nilai tambah sektor pertanian secara umum. Untuk itu, penting Kerjasama Perguruan Tinggi khususnya Fateta dengan Pemprov Sumbar untuk meningkatkan komoditas unggulan daerah guna nilai tambah produk agroindustri.

Mahyeldi menyebut hilirisasi dan komersialisasi produk agroindustri melalui peran generasi milineal adalah faktor utama dalam meningkatkan daya saing melalui perluasan pasar.

“Benar petani kita jika tidak diberdayakan dengan hal ini akan tertinggal dengan kompetitor dan Pemprov Sumbar tidak mau hal itu terjadi. Petani Sumbar harus maju di era saat ini,” ucapnya.

Tantangan ke depannya, masyarakat mau tak mau harus dihadapi. Termasuk
penguatan industri lokal melalui e – katalog lokal di perkuat untuk mendorong industrialisasi agroindustri.

“Untuk itulah Teknologi Pertanian merupakan pilar untuk terjadinya inovasi yang mengadopsi karakteristik pengetahuan lokal, sehingga terjadi revitalisasi alsintan,” kata Gubernur.

Peran lain yang diharapkan Gubernur adalah perhatian terhadap pasca panen dan pengolahan hasil produk pangan. Sebab ini akan memicu pertumbuhan daerah. Banyak uang masuk ke daerah melalui penguatan pariwisata berbasis agroindustri adalah keniscayaan. Teknologi pengolahan pangan akan memperkuat kemampuan daerah dalam menghadapi bencana dan oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung.

Jadi untuk pembangunan daerah Sumbar, Perguruan Tinggi sangat diharapkan membantu pemerintah daerah bekerjasama dengan kawasan regional guna kemajuan daerah dan mencapai kejayaan bangsa.

“Makanya saat kami dilantik jadi Gubernur bersama Wagub Audy Joinaldy oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, kami langsung road show ke berbagai pihak dalam rangka membangun sinergisitas termasuk ke perguruan tinggi,” sebutnya.

Akhir sambutannya, Mahyeldi sampaikan Pemerintah Provinsi mendukung penuh penguatan institusi Fateta untuk memiliki gedung baru sehingga mampu menghasilkan riset yang inovatif, menghasilkan lulusan berdaya saing.(red)

 

Gus Menteri Dialog dengan Kades Perempuan se-Indonesia

0

Jakarta, MMCIndonesia.id  – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar jadi pembicara kunci dalam Rapat Koordinasi Nasional Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak di Perpustakaan Nasional, Selasa (8/6/2021).

Desa Ramah Perempuan dan Desa Peduli Anak akan menjadi episentrum baru pembangunan yang mendorong meningkatnya kesejahteraan dan kesehatan, akses terhadap pendidikan yang berkualitas, menurunkan angka perkawinan anak, menumbuhkan pusat ekonomi yang berbasis rumahan sehingga ibu rumah tangga memiliki otonomi dalam pendapatan rumahan.

Halim Iskandar mengajak Para Kepala Desa Perempuan untuk mulai menata desa agar berbagai persoalan perempuan dan anak bisa diselesaikan mulai dari level desa.

“Saya yakin Kepala Desa dan Masyarakat Desa mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi,” kata Halim Iskandar

Halim Iskandar mengatakan Dana Desa sangat berikan ruang untuk menangani persoalan perempuan dan anak.

Kemendes PDTT saat ini sedang fokus dengan pemutakhiran Data berbasis SDGs Desa untuk hasilkan potret kondisi riil desa terhadap semua persoalan dan potensi yang dihadapi.

SDGs Desa memberikan perhatian seimbang atas pemetaan terhadap masalah dan potensi yang dimiliki Desa.

Hingga hari ini, data yang berhasil diunggah ke Sistem Informasi Desa yaitu sebanyak 38.533 Desa dengan 25.571.830 Kepala Keluarga dengan total warga mencapai 75 .429.368 orang.

“Ini menunjukkan sudah 65 persen warga desa yang terdata dengan merujuk data BPS warga yang tinggal desa sebanyak 118 juta jiwa, yang setara 44 persen” kata Doktor Honoris Causa dari UNY ini.

Dengan kondisi ini, kata Halim Iskandar, jika bisa menyelesaikan semua permasalahan di tingkat desa, maka itu sama kita telah mendukung proses penyelesaian masalah perempuan dan anak sebesar 43 persen.

Halim Iskandar optimistis jika akhir Juli mendatang proses pemuktahiran data berbasis SDGs Desa bakal tuntas. Dari sini, bisa lebih jeli lagi melihat hal yang ada di desa.

Permasalahan desa kemudian sudah dipetakan dan dijawab dengan perencanaan pembangunan yang berbasis data.

Hal ini akan membuat Musyawarah Desa (Musdes) tidak lagi adu otot tapi adu data soal permasalahan yang dihadapi desa seperti perempuan, anak, kesehatan, kemiskinan dan pendidikan.

“Itulah makanya, kami terus memantau agar pemetaan dan pendataan berbasis SDGs Desa bisa dilaksanakan secara maksimal hingga perencanaan pembangunan sudah berbasis masalah,” kata Gus Menteri, sapaan akrabnya.

Untuk lebih konkret, enam hal yang jadi ukuran keberhasilan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA). Pertama, sejauhmana kebijakan di desa tentang DRPPA.

Kedua, meningkatkan perempuan wirausaha di desa, meningkatnya keterwakilan perempuan di struktur desa dan BPD, meningkatkan partisipasi perempuan dan anak dalam proses pembangunan desa.

Kemudian peran Ibu dan Keluarga dalam pengasuhan dan pendidikan anak dan tidak anak yang menikah di bawah 18 tahun.

Gus Menteri mengatakan, Kemendes PDTT akan merancang penghargaan untuk Kepala Desa Perempuan dengan enam kategori yang dipaparkan oleh Menteri PPA Gusti Bintang Puspayoga pada tahun 2022.

Setelah itu, Gus Menteri bersama Menteri Bintang Puspayoga kemudian menggelar dialog dengan Kepala Desa Perempuan se-Indonesia yang hadir secara online maupun offline.

Gus Menteri mendengarkan langkah dan kebijakan yang telah dilakukan oleh sejumlah Kepala Desa sekaitan isu perempuan dan anak, termasuk soal penanganan stunting.

Sebelumnya, Menteri PPPA Bintang Puspayoga mengatakan, Isu ketimpangan gender masih menjadi salah satu masalah yang dihadapi di Indonesia, khususnya bagi perempuan.

Hal itu terlihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG) juga Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) antara perempuan dan laki-laki masih selisih jauh.

“Ketika kita melihat dari Indeks Pembangunan Manusia, yang mengukur kualitas hidup manusia dari aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, dari sana kita melihat selisih IPM antara laki-laki dan perempuan masih sangat menganggap besar. Ini menjadi PR kita bersama,” papar Bintang.

Data Kementerian PPPA menunjukkan bahwa tingkat IPM laki-laki pada 2020 sebesar 75,98.

Sedangkan IPM perempuan baru 69,19. Dalam IDG yang mengukur peran aktif perempuan juga masih lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Turut hadir bersama Halim Iskandar, Sekjen Taufik Madjid, Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Harlina Sulistyorini, Dirjen Pembangunan Kawasan Transmigrasi Aisyah Gamawati, Dirjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Eko Sri Haryanto dan Kepala Badan Pengembangan Informasi Suprapedi serta Pejabat Eselon II Kemendes PDTT.

Aisyah Gamawati dan Harlina Sulistyorini sebelumnya dikukuhkan oleh Menteri PPPA Bintang Puspayoga Sebagai Pengurus Paguyuban Pimpinan Tinggi Madya Perempuan Indonesia.(*)

Peran Kemendagri Sukseskan Pilkades

0

Jakarta, MMCIndonesia.id – Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) yang digelar secara serentak pada 2020 dan 2021 menjadi sejarah baru bagi bangsa Indonesia, karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pada 2020, Pilkades digelar di 1.296 desa yang berasal dari 24 kabupaten/kota, dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 4.221.476 orang. Sedangkan pada 2021, per 25 Mei ada sebanyak 2.394 desa dari 36 kabupaten/kota yang menggelar Pilkades, dengan jumlah pemilih sebanyak 4.183.425 orang. Selanjutnya, masih ada 187 kabupaten/kota yang bakal melaksanakan Pilkades tahun ini.

Gelaran itu terbilang sukses meski dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya klaster penyebaran baru di daerah pelaksana Pilkades. Hal ini ditopang oleh penerapan protokol kesehatan pada setiap tahapannya, sebagai upaya mencegah penularan pandemi Covid-19. Di sisi lain, angka rata-rata partisipasi pemilih pada Pilkades 2020 berhasil mencapai angka 76.17 persen. Sementara pada Pilkades 2021, per 25 Mei persentase kehadiran pemilih sebanyak 79,05 persen.

Capaian dalam gelaran Pilkades ini, tak lepas dari peran Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa (Pemdes). Melalui komponen tersebut, Kemendagri berupaya melakukan sejumlah langkah preventif, agar Pilkades berjalan aman dan terhindar dari penularan Covid-19.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Pemdes Yusharto Huntoyungo menjelaskan sejumlah langkah strategis yang dilakukan Kemendagri. Misalnya di bidang regulasi, Kemendagri menerbitkan Permendagri Nomor 72 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Permendagri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pilkades. Salah satu poin penting dalam aturan itu, yakni terkait dengan penerapan protokol kesehatan pada setiap tahapannya.

Regulasi ini kemudian diperkuat dengan Surat Edaran Mendagri Nomor 141/6698/SJ tentang Jumlah Pemilih di Tempat Pemungutan Suara Pilkades Serentak di Era Pandemi Covid-19. Dalam aturan yang ditandatangani 10 Desember 2020 itu, diatur batas maksimum kapasitas setiap TPS sebanyak 500 pemilih. Ini untuk menghindagri kerumunan, sehingga potensi penularan dapat dihindari. Selain itu, lanjut Yusharto, dengan pembatasan ini membuat para petugas tak terlalu banyak menguras energi dan lebih menghemat waktu pelaksanan.

Disisi lain, pelaksanaan Pilkades juga diawasai oleh berbagai unsur, seperti kepolisian tingkat kecamatan, koramil, Satpol PP, linmas desa, serta melibatkan Satgas Covid-19 dari Puskesmas maupun panitia pemilihan tingkat desa dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Pengawasan ini untuk memastikan protokol kesehatan dijalankan oleh semua pihak. Selain itu, Kemendagri juga menerjunkan tim pemantau ke lapangan untuk memantau penerapan protokol kesehatan.

Yusharto menuturkan, regulasi yang diterbitkan Kemendagri juga dikoordinasikan dan disosialisasikan kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) kabupaten/kota pelaksana Pilkades. Mereka didorong agar turut terlibat dalam menyukseskan Pilkades, seperti melakukan pengamanan dari berbagai potensi gangguan, sekaligus memastikan protokol kesehatan berjalan.

Dalam memenuhi kebutuhan protokol kesehatan, Kemendagri juga menegaskan kepada pemerintah daerah yang melaksanakan Pilkades, bahwa kebutuhan itu dapat dipenuhi melalui penggunaan Dana Desa Tahun 2021.

Sementara itu, lanjut Yusharto, Kemendagri juga memfasilitasi kebutuhan data terkait Daftar Pemilih Sementara (DPS) kepada daerah yang melaksanakan Pilkades. Fasilitasi yang dilakukan melalui Surat Mendagri Nomor: 141/1127/BPD ini, untuk menjadi bahan masukan penyusunan DPT ditingkat desa, maupun instumen verifikasi kesesuaian dalam penyusunan DPS ke DPT. “Per tanggal 5 Mei 2021 terdapat 39 kabupaten/kota yang telah memperoleh fasilitasi dimaksud,” ujar Yusharto.

Tak hanya itu, Kemendagri juga mendorong penerapan sistem pemungutan suara secara elektronik (e-voting) melalui Surat Mendagri Nomor:141/1115/BPD pada Maret 2021. Langkah ini sebagai upaya untuk meminimalisasi permasalahan atau sengketa, khususnya terkait keabsahan surat suara dan tumpang tindih DPT.

“Beberapa langkah strategis tersebut diharapkan dapat membantu pemerintah daerah kabupaten/kota, dalam melaksanakan Pilkades Serentak 2021 yang aman dan bebas klaster baru penyebaran Covid-19,” pungkas Yusharto.(*)

Dukcapil – BPS Makin Solid Wujudkan Satu Data Kependudukan, Mendagri Beri Pujian

0

Bandung, MMCIndonesia.id – Kolaborasi antara Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) dengan Badan Pusat Statistik (BPS), baik di tingkat pusat maupun daerah, semakin erat dan solid. Dua institusi pengelola data kependudukan tersebut duduk bersama dalam sebuah acara Rapat Koordinasi yang dilaksanakan di Hotel Pullman Bandung Grand Central, 7 – 11 Juni 2021.

Rapat koordinasi tersebut turut mendapat pujian dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian. Menurutnya, kolaborasi ini penting untuk melanjutkan kerja-kerja pasca Sensus Penduduk 2020.

Sebelumnya, untuk pertama kalinya dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia, Sensus Penduduk oleh BPS menggunakan data administrasi kependudukan sebagai basis data pelaksanaannya.

“Rapat Koordinasi ini sangat baik karena hasil Sensus Penduduk 2020 perlu ditindak lanjuti agar pemutakhirannya bisa dilakukan secara terus- menerus dan bersama-sama antara Dukcapil dan BPS,” ujar Mendagri dalam sebuah tayangan video yang ditampilkan di pembuka acara Rapat Koordinasi tersebut, Selasa (08/06/2021).

Lebih jauh lagi, kolaborasi Dukcapil – BPS diharapkan dapat mempercepat terwujudnya amanat Presiden yang termaktub dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 39 Tahun 2019 Tentang Satu Data Indonesia.

“Perpres ini dimaksudkan untuk mengatur tata kelola data kependudukan oleh pemerintah, baik di pusat dan daerah, untuk mendukung program perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian pembangunan,” ungkap Tito.

Selain itu, bagi internal Dukcapil sendiri, kolaborasi dengan BPS diharapkan juga dapat mempercepat terwujudnya amanat Perpres Nomor 62 Tahun 2019 Tentang Percepatan Adminduk untuk Pengembangan Statistik Hayati.

Terkait hal itu, Mendagri Tito menghimbau agar data kependudukan yang diampu Dukcapil dapat dimanfaatkan seluas-luasnya sesuai amanat perundang-undangan.

“Data kependudukan ini dapat berguna untuk membantu tugas-tugas pemerintah pusat dan daerah, serta sektor swasta yang bertujuan untuk mempercepat proses pembangunan,” tutupnya.(*)

Dirjen Dukcapil Bicara Satu Data Kependudukan, Ternyata Ini Manfaatnya Untuk Masyarakat

0

Bandung, MMCIndonesia.id – BPS dan Dukcapil Provinsi seluruh Indonesia baru-baru ini tengah menggelar Rapat Koordinasi bersama di Hotel Pullman Bandung Grand Central, 7 – 11 Juni 2021. Rapat Koordinasi salah satunya ditujukan untuk mempercepat terwujudnya amanat Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 Tentang Satu Data Indonesia.

Terkait visi pemerintah mengenai satu data tersebut, Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Dukcapil Kemendagri), Zudan Arif Fakrulloh, buka suara. Menurutnya, hal itu penting untuk mempermudah akses masyarakat terhadap berbagai layanan publik.

Dengan satu data kependudukan, semua platform layanan publik akan dapat menggunakan satu nomor yang sama terlepas dari beragamnya jenis layanan publik yang disediakan platform-platform tersebut.

“Jadi, baik data ijazah, data paspor, data KTP-el, data NPWP, data rekening bank, dll semua sama karena sudah menggunakan satu data kependudukan. Ini yang sedang kami kerjakan,” tutur Zudan, Selasa (08/06/2021).

Selama ini, lanjut Zudan, setiap lembaga penyedia layanan publik memang memiliki data kependudukannya sendiri-sendiri. Hal ini disebabkan karena setiap lembaga memerlukan data who you are dari penggunanya sebagai basis data operasional.

Terkait kolaborasi yang tengah dibangun antara Dukcapil dengan BPS, Zudan mengatakan perlu waktu untuk terus berproses. Salah satu problem yang kerap menghambat integrasi data antara Dukcapil dengan BPS adalah mengenai data penduduk non permanen.

Untuk itu, Zudan dan jajaran telah menyiapkan solusi berupa inovasi digital id yang pada dasarnya memindahkan informasi data KTP-el dari blangko fisik menuju digital dan dapat disimpan di hand phone (HP) penduduk.

Pihaknya kemudian dapat melakukan tracking penduduk non permanen berdasarkan pergerakan HP penduduk yang berisi digital id tersebut.

“Misalnya HP itu dalam satu tahun bertempat tinggal di wilayah Sumedang, namun KTP-elnya beralamat di Sukabumi. Ini bisa disimpulkan bahwa penduduk tersebut menjadi penduduk non permanen di Sumedang. Secara agregat dan makro hal ini bisa dilakukan untuk mengetahui perbedaan jumlah penduduk Sumedang secara de facto dan de jure,” tutup Zudan.(*)

Wagub Taj Yasin Lepas Jelajah Wisata Banjarnegara Adventur Offroad Hari...

MMCindonesia.id, Banjarnegara – Wakil Gubenrur JawaTengah Taj Yasin Maimoen melepas peserta  Jelajah Wisata Banjarnegara Adventur Offroad #4 Tahun 2023 di alun-alun kota Banjarnegara Sabtu...