MMCIndonesia.id – Karena perbedaan pendapat itu, akhirnya antara ketua tim perumus dalam hal ini M Fuad Basya dan sekretarisnya Nefri Hendri dilakukan pertemuan empat mata. Ketiadaan kesepakatan antara keduanya, membuat Nefri Hendri memutuskan keluar dari tim perumus.
Kepergian Nefri Hendri tak membuat perjalanan tim terganggu, justru tim ini mampu merampungkan AD/ART dan Struktur kepengurusan lebih cepat dari yang direncanakan.
“Musyawarah Besar DPP IKM akhirnya bisa dilaksanakan pada tanggal 11 sampai 13 November 2016 di Hotel Balairung, Jakarta. Mubes dihadiri 27 perwakilan dari seluruh Indonesia. Dan dalam helat tersebut juga diputuskan, DPP IKM tak lagi merupakan sinonim dari Ikatan Keluarga Minang, namun berubah menjadi Induk Keluarga Minang,” katanya merinci.
Terpilihnya Bapak M Fuad Basya sebagai ketua umum DPP IKM mendapat apresiasi dari banyak pihak. Bahkan, Fadli Zon yang saat ini didaulat sebagai ketua umum DPP Ikatan Keluarga Minang pun mengucapkan selamat.
Namun kehadiran DPP Induk Keluarga Minang tersebut, mendapat tandingan dengan hadirnya DPP Ikatan Keluarga Minang yang untuk pertama kalinya sesuai dengan yang didaftarkan ke Kemenkumham dipimpin oleh H Syahrudin, Sekretaris Nefri Hendri dan Bendahara, Saudara Yonoviar.
Yang mengherankan Hj Yemmelia adalah bagaimana caranya Nefri Hendri untuk meyakinkan Fadli Zon untuk mau menjadi ketua umum DPP IKM.
Selain heran dengan kepemimpinan Fadli Zon, Hj Yemmelia yang sudah puluhan tahun berupaya menghadirkan dan membesarkan IKM pun tak mampu menyembunyikan kekecewaannya.
“Saat di satu daerah ada IKM yang tak menginduk ke IKM kubu Fadli Zon, maka didaerah bersangkutan langsung dibentuk IKM baru. Hal inilah yang terjadi di Kota Tangerang. Kalau hal ini terus menerus dilakukan, orang Minang bukannya bersatu, tapi bisa berpecah belah,” ucapnya prihatin.
Secara pribadi, Hj Yemmelia mengaku pernah menghubungi Fadli Zon via whats app, kalau sudah ada di daerah itu IKM yg menginduk ke DPP Induk keluarga Minang atau di daerah itu ada organisasi Minang yang sudah jalan dan mereka tidak mau menginduk ke salah satu DPP IKM, harusnya janganlah dibentuk lagi organisasi baru di wilayah tersebut.
Harusnya Fadli Zon kata Hj Yemmelia peka dengan tawaran Nefri Hendri Cs, karena jabatan ketua umum harusnya datang melalui musyawarah besar atau musyawarah nasional, bukannya ditunjuk oleh orang perorang.
Diakhir pembicaraannya, Bundo Hj Yemmelia berpesan, kalau ingin orang Minang besar dan dihargai serta diakui, baliak lah katampuaknyo. Mungkin ada yang salah selama ini, sehingga yang muncul justru perseteruan bukan kebersamaan. Orang Minang diperantauan kata dia, tidak usah ribut-ribut, malu dengan masyarakat setempat. dikutip dari kabarsiana.com (red)