MMCindonesia, Cilacap — Badan Karantina Pertanian (Barantan), Cilacap ,Jawa Tengah memperketat komunitas impor berupa gandum dari Australia. Hal ini terkait Hama gudang dalam bentuk serangga, Sitophilus granarius menjadi salah satu persyaratan wajib bebas bagi komoditas impor berupa gandum asal Australia yang masuk ke wilayah NKRI.
Sebanyak 32,8 ribu ton gandum yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap diperiksa pejabat Karantina Pertanian dengan melakukan pengamatan langsung dibawah mikroskop.
“Pemeriksaan kami lakukan dengan mengambil sampel gandum di berbagai titik,” kata Kepala Karantina Pertanian Cilacap, Dwi Astuti melalui keterangan tertulisnya, Selasa (21/03/2022).
Menurut Dwi, sebagai bahan baku pangan gandum impor ini kemudian akan diolah menjadi tepung dan kemudian dipasarkan untuk menjadi bahan pangan olah lainnya.
Menurut data lalu lintas komoditas di wilayah kerjanya, IQFAST Badan Karantina Pertanian (Barantan), Dwi menyebutkan sepanjang tahun 2021 sebanyak 610,4 ribu ton gandum yang telah dilalulintaskan dan diperiksa pejabat Karantina Pertanian Cilacap. Selama Bulan Januari dan Februari Tahun 2022 pemasukan gandum sebanyak 129,1 ribu ton, tambahnya.
Mujiyanto, petugas Karantina Tumbuhan yang memeriksa gandum tersebut diatas palka kapal MV Sea Libra juga menambahkan keterangan bahwa pemeriksaan fisik ini bertujuan untuk memastikan kebenaran jenis, jumlah dan kesehatan biji gandum.
“S. granarius merupakan hama gudang yang menjadi salah satu Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) target yang kami periksa,” kata Mujiyanto.
Hama ini merupakan salah satu hama bahan simpan serealia yang dapat mengakibatkan rusaknya bahan simpan sehingga menjadi bubuk atau terjadinya penggumpalan-penggumpalan pada tepung. Sesuai Permentan 25 Tahun 2020 tentang Jenis OPTK, S. granarius masuk dalam kategori A1, golongan 2 yakni apabila ditemukan dapat diberikan perlakuan untuk membasminya.
Sementara, gandum merupakan salah satu tanaman pangan yang tinggi karbohidrat dan serat. Tidak hanya itu, produk samping gandum berupa dedak dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan. Walaupun bukan makanan pokok, namun dengan adanya kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap pangan berbahan tepung, maka kebutuhan pasokan terhadap gandum cukup tinggi. Saat ini Australia dan Ukraina menjadi salah satu negara pemasok, sementara faktor kondisi cuaca dan iklim di Indonesia ditengarai menjadi faktor penghalang bagi tumbuhnya gandum di tanah air.
Terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Bambang menyebutkan ia dan jajarannya melakukan tugas mencegah masuk dan tersebarnya OPTK pada lalulintas komoditas pertanian.
Pencegahan dilakukan di seluruh tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan, hal ini bertujuan agar komoditas pertanian yang dilalulintaskan bebas dari OPTK sehingga kelestarian sumber daya alam hayati tetap terjaga.
“Mengimpor komoditas pertanian melalui mekanisme perdagangan internasional adalah suatu hal yang umum bagi negara-negara di dunia. Melalui sinergi dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat kami siap memastikan komoditas pertanian yang dilalulintaskan bebas dari OPTK,” Ringkas Bambang.(AHR13)