Jakarta, MMCIndonesia.id – Anggota Komisi I DPR RI, Hillary Brigitta Lasut, menilai, generasi muda atau kaum milenial merupakan ujung tombak untuk kemajuan sektor pariwisata di masa pandemi Covid-19. Menurutnya, mereka bisa membantu mempromosikan industri pariwisata melalui beragam media sosial hanya dengan gadget.
Hillary menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara dalam seminar dengan tema “Menyikapi dan Menyiasati Tren Industri Pariwisata di Tengah Pandemi Covid-19” secara daring yang diselenggarakan oleh BAKTI Kominfo berkerja sama dengan Komisi I DPR RI, Rabu (5/5/2021).
“Bagaimana kita melihat ada Tik Tok, Instagram, yang membuat promosi wisata terus berjalan di tengah pandemi. Bahkan banyak YouTubers muda Indonesia yang sudah fokus mempromosikan potensi wisata lokal. Tentunya ini merupakan kontribusi generasi muda,” kata Hillary.
Ia pun mengajak kepada para generasi muda untuk tetap semangat dengan mendukung dan turut aktif berpartisipasi dalam menangani dan menyiasati sektor pariwisata agar terus berkembang di tengah pandemi.
“Mungkin berkembang agak sulit, tapi setidaknya kita bertahan dan tidak jatuh terlalu dalam. Itu target yang realistis,” ujarnya.
Narasumber lainnya, yakni pengusaha Sulawesi Utara, Stenly Tjanggulung, mengatakan, pariwisata adalah sehimpunan bidang usaha yang menghasilkan berbagai jasa dan barang yang dibutuhkan oleh mereka yang melakukan perjalanan wisata.
Di masa pandemi ini, kata dia, bisnis pariwisata mengalami penurunan. Sedangkan berbisnis adalah mengeluarkan biaya sekecil-kecilnya untuk mendapatkan provit sebesar-besarnya.
“Solusinya dengan memangkas pekerjaan yang tadinya dilakukan oleh dua orang menjadi satu orang,” kata Stenly.
Ia menilai, kerja sama dalam suatu bisnis sangat penting. Dunia industri pariwisata banyak variabel pendukung sehingga lebih banyak orang bekerja sama akan lebih baik.
“Tempat wisata bekerja sama dengan hotel, restoran, dan transportasi dapat menghasilkan keuntungan,” ujarnya.
Sementara, Direktur IKPMK Kemkominfo RI, Wiryanta yang menjadi keynote speech dalam seminar itu menyampaikan, pandemi membawa implikasi ke banyak hal, dari sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Pada industri pariwisata dan turunannya, menurut dia, ada sektor transportasi, akomodasi, dan sebagainya yang pasti terkena dampaknya.
“Kalau industri pariwisata mengalami penurunan cukup dalam, sesuatu yang tidak mudah untuk kita bangkitkan.
Salah satu menyiasati hal ini, manfaatkan digital culture. Segala hal yang ada transformasikan secara digital, merupakan salah satu alternatif. Konten berkaitan dengan budaya, destinasi wisata, upload di semua kanal sosial media, seperti YouTube dan lainnya,” paparnya