MMCIndonesia.id – Pertemuan itu akhirnya merumuskan untuk dibentuk tim formatur yang pimpinannya langsung dipegang Hj Yemmelia. Perjalanan tim formatur tidaklah mulus, karena banyaknya masukan dan pendapat yang tentunya berbeda antara yang satu dengan lainnya.
Nah, saat tim ini masih dalam pekerjaannya, di tengah jalan atau tahun 2015 digelar Pilkada di Sumbar. Pesta demokrasi itu membuat tim formatur menghentikan kegiatannya dahulu sampai pagelaran Pilkada Sumbar selesai.
Awal tahun 2016, Hj Yemmelia selaku ketua tim formatur, ditelpon oleh salah seorang anggota tim formatur yaitu Amir. Amir juga bertemu dengan Nefri Hendri yang juga punya niat yang sama untuk mendirikan DPP IKM.
“Saudara Amir yang awalnya adalah tim saya di formatur dan Nefri Hendri dari luar tim formatur pun bersilaturahmi ke rumah Bapak Mayjen TNI M.Fuad Basya dengan maksud ingin mendirikan DPP IKM,” lanjutnya.
Jenderal Fuad yang tak pernah berkecimpung di organisasi kemasyarakatan Minang, dalam kesempatan itu bertanya tentang IKM dan IKM mana saja yang sudah terstruktur.
Saudara Amir mengatakan, IKM yang sudah terstruktur adalah IKM Banten yang diketuai Bundo Yemmelia. Dalam kesempatan itu, Hj Yemmelia pun dihubungi.
Akhirnya, pertemuan pertama dilakukan di Restoran Natrabu di Jalan Sabang Jakarta. Pertemuan itu diantaranya dihadiri oleh Mayjend M.Fuad Basya, Mayjen Anas Alwi dan Marsekal Madar Soib. Nefri Hendri juga membawa sejumlah orangnya.
“Sebagai ketua tim formatur, dalam pertemuan itu saya juga mengajak perwakilan IKM Bali, Saudara Edi Tomato, sementara dari IKM Banten saya ajak Taufik Abas dan lainnya,” kata Hj Yemmelia melanjutkan.
Hasil dari pertemuan tersebut disepakatilah, kalau memang serius ingin membentuk DPP IKM tentu perlu persiapan dan tim yang akan menggodok serta untuk melakukan Musyawarah Besar (Mubes).
“Dari pertemuan itu, disepakatilah Bapak M.Fuad Basya sebagai ketua tim perumus. Dengan demikian posisi saya sebagai ketua tim formatur otomatis gugur. Untuk melaksanakan tugasnya, Pak Fuad didampingi oleh Nefri Hendri sebagai sekretaris dengan tugas pokok menyiapkan administrasi dan melakukan koordinasi dengan para tokoh Minang dan IKM yang ada di seluruh wilayah Indonesia,” katanya merinci.
Tim perumus pun selanjutnya bersilaturahmi dengan sejumlah tokoh Minang, diantaranya Azwar Anas, Syahrul Ujud, Fadli Zon, Epyardi Asda, Osman Sapta Odang, Mulyadi dan lain sebagainya
Meskipun sebagain besar secara prinsip setuju dengan pembentukan DPP IKM, namun ada juga yang mengadakan perlawanan dengan alasan sudah ada Gebu Minang. Namun, tim perumus tetap berjalan dan merancang AD/ART dan persiapan Mubes.
Di setiap rapat pembahasan pembentukan DPP IKM, tentu ada riak silang pendapat tapi tujuannya adalah satu yaitu berdirinya DPP IKM. Dalam persiapan itu, Jenderal M.Fuad Basya menugaskan H Syahrudin yang waktu itu masuk dalam tim perumus karena dia seorang notaris untuk mengcroschek nama DPP Ikatan Keluarga Minang di Kemenkumham untuk didaftarkan.(red)