MMCindonesia,Banjarnegara – Pihak PT. Indonesia Power (IP) akan bertanggung jawab terhadap fenomena banjir lumpur dan matinya ribuan ikan di sungai serayu bebarap hari terakhir.
Terkait dengan banyaknya ikan yang mati akibat adanya flusing, pihak IP juga sudah berkomitmen untuk melakukan restocking secara bertahap di sungai serayu.
“Kami akan melakukan restocking atau penebaran ikan di sungai serayu secara bertahap, sebab kemampuan CSR kami terbatas karena anggaran kami juga droping dari APBN,” kata General Manager PT Indonesia Power Mrica PGU PS Kuncoro kepada Media Sabtu (9/4/2022).
Kuncoro mengatakan, banjir lumpur yang terjadi memang berasal dari bendungan panglima besar sudirman yang melakukan Flushing akibat debit air dan lumpur yang melebihi batas elevasi di bendungan panglima Sudirman.
“Kami melakukan beberapa kali proses flusing, pertama pada tanggal 31 Maret kemarin kita melakukan selama 30 menit, dimana 15 menit pertama air bercampur lumpur berwarna hitam dan putih, kemudian kami melakukan flussing kedua selama lebih dari 1 jam,” lanjutnya
Kuncoro menjelaskan flusing dilakukan karena ada lereng endapan pada bendungan gugur di beberapa tempat pada tanggal 1 dan 6 April, sehingga dalam waktu singkat pihaknya harus memutuskan keamanan bendungan agar tetap terjaga dan bisa berfungsi sebagai mestinya.
“Lereng endapan sedimentasi runtuh dan menimbulkan banjir lumpur ke bendungan, hal ini yang memaksa kami untuk melakukan flusing,” tambahnya.
Pihaknya juga akan bertanggung jawab dan akan lebih memberikan perhatian agar daerah aliran sungai baik dari Dieng Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap itu mendapat perhatian dari pemerintah pusat.
“Kami sebenarnya berada diposisi di tengah , Indonesia Power sebenarnya juga terdampak, cuma kebetulan kebetulan kami yang memegang pintu DAM dan melakukan flusing,” jelasnya
- Indonesia Power juga sudah bekerjasama selama setahun melakukan Rencana Tanggap Darurat (RTD) jika waduk sudah tidak berfungsi sebagai mestinya.
“Kita sedang melakukan RTD untuk wilayah-wilayah yang rawan banjir dan saat ini belum selesai, kalau sudah selesai nanti akan di cek oleh balai bendungan besar sama komite nasional indonesai bendungan besar,” ujarnya.(A13)