Kabupaten Subang, MMCIndonesia.id – Terkait Viralnya pemberitaan di Bulan Agustus – September 2021 di Kabupaten Subang khususnya di wilayah Kecamatan Cipunagara tepatnya di Kampung Sumurjaya.
Profesi Wartawan kembali mendapat diskriminalisasi dan kriminalisasi bukan hanya itu, teror pun dialami, dalam menjalankan tugas sebagai kontrol sosial.
Sepert yang dialami Noven Saputera selaku Pimpinan Umum Media Purna Polri kendaraan roda empatnya diduga mendapat hadiah sebuah tembakan dari senjata berjenis PCP timah yang mengenai pintu samping belakang dibawah kaca.
Aksi teror tersebut terjadi pada hari Selasa (7/9/21) sekitar pukul 21.46 Wib di dalam perjalanan menuju ke penginapan dari arah Kelurahan Sumurjaya, Kecamatan Cipunagara.
Noven bersama team sempat kaget saat dalam perjalanan terdengar suara benturan cukup keras di pintu kendaraan dan kendaraan pun terasa goyang, karena firasat tidak enak kami tetap jalan, dan berhenti di tempat keramaian untuk turun mengecek asal suara benturan tersebut di pintu samping mobil.
Saat kami melihat, ada suatu penyok sedikit bulat di atas handle pintu dibawah kaca samping mobil.
Noven selaku Pimpinan Umum Media Purna Polri mengatakan ini adalah salah satu dugaan teror tembakan yang dilakukan oleh oknum yang tidak senang terhadap keberadaan team awak media di Kabupaten Subang yang mungkin mereka rasakan telah memborbardir Birokrasi Kabupaten Subang dengan suatu pemberitaan.
Saya lihat ini dugaan saya tembakan tersebut mengunakan Senjata laras panjang berjenis PCP timah, dan pastinya dilakukan oleh orang yang ahli menembak, karena ini dilakukan dalam radius jauh, sempat kami melihat radius dekat situasi jalan sepi.
Mungkin teror ini adalah tanda agar saya bersama team tidak kembali lagi ke Kabupaten Subang, Agar tidak meresahkan Oknum yang mempunyai wewenang menjadi kesewenangan.
Kami jurnalis, sebagai kontrol sosial berjiwa Independent yang tergabung dalam Forum Pers Independent Indonesia (FPII) tidak akan pernah goyang dan takut dalam menjalankan tugas sebagai sosial kontrol apalagi keberadaan kami di Kabupaten Subang untuk membantu masyarakat yang selama ini merasakan adanya dugaan kesenjangan sosial serta terbelunggu sehingga masyarakat tidak berdaya dalam menyampaikan aspirasinya.
Hidup mati kami ada di tangan Tuhan, selama kita berbuat kebaikan, iringan doa masyarakat yang terzolimi lebih besar kuasanya, dengan teror seperti ini membuat kami lebih tertantang dan membuat dugaan kami lebih kuat bahwa benar adanya suatu permainan yang dimana berujung masyarakat yang di rugikan.
“Kami jurnalis bukan binatang, jangan seolah – olah melakukan perburuan dengan tembakan seperti sedang memburu binatang di hutan, Jikakalau masyarakat yang terzolimi bersama-sama berdoa maka musnahlah oknum tersebut dipanggil Alam” jangan pernah mengatasnamakan masyarakat jika masih ada masyarakat yang terlantar,” tutup Noven
Sumber : Team MPP