Sumbar, MMCIndonesia.id – Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi menyerukan masyarakat yang memiliki lahan untuk menanam kelapa varietas unggul karena memiliki prospek yang besar untuk meningkatkan kesejahteraan.
“Salah satu bibit kelapa yang sedang disiapkan adalah jenis kelapa dalam. Bibit unggul ini rencananya akan diluncurkan pada akhir 2021 sehingga bisa segera didapatkan dan ditanam oleh masyarakat,” katanya saat mengunjungi Korong Pematang Tinggi , Nagari Sikucur Utara Cecamatan V koto Kp. Dalam Padang Pariaman
dalam rangka “Pencanangan Program Sejuta Bibit Kepala dan bibit Pinang Wangi”, Jumat (16/7/2021).
Gubernur mengatakan jika satu keluarga memiliki 50 batang kelapa saja maka sudah bisa membantu biaya sekolah anak hingga perguruan tinggi.
Dia mengatakan persoalan pemasaran biasanya menjadi masalah klasik dalam program pertanian. Namun khusus untuk komoditas kelapa dalam, ia berani menjamin masyarakat tidak akan kesulitan untuk menjual.
“Sekarang itu di Duku, ada pabrik santan yang siap menampung kelapa dari Sumbar. Selama ini pihak perusahaan mendatangkan dari luar seperti Riau Kepulauan Riau dan daerah lain karena pasokan dari Sumbar tidak memadai. Artinya ini adalah peluang. Ada prospek untuk komoditas kelapa ini sehingga masyarakat tidak perlu ragu,” ujarnya.
Sumbar juga pernah mendapatkan orderan sebanyak 420 ton rendang untuk kebutuhan ibadah haji pada 2020. Namun karena haji tidak jadi maka pesanan itu pun batal.
Tetapi itu lagi-lagi adalah sebuah peluang pasar bagi komoditas kelapa yang ada di Sumbar karena untuk membuat rendang dibutuhkan kelapa yang sangat banyak perbandingannya 1 kg daging itu butuh 5 butir kelapa.
Belum lagi jika melihat produk sampingan dari kelapa seperti arang batok kelapa yang bisa dijadikan briket dengan pasar ke luar negeri kemudian juga sabut kelapa yang bisa digunakan untuk berbagai hal diantaranya membuat jok mobil.
“Jadi kenapa ini tidak hanya buahnya saja tetapi banyak sampingan yang bisa membantu meningkatkan perekonomian,” ujarnya.
Mahyeldi menilai saat ini populasi kelapa di Sumatera Barat sudah mulai berkurang karena tidak ada peremajaan yang terstruktur sementara industri yang memanfaatkan batang kelapa sebagai bahan dasar mulai tumbuh cukup banyak sehingga banyak pohon kelapa yang ditebang.
Jika tidak diremajakan sejak sekarang maka dalam beberapa tahun ke depan produksi kelapa di Sumbar tidak akan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan skala industri besar hanya bisa melayani industri rumahan atau rumah tangga.
“Karena itu bagi masyarakat yang memiliki lahan ayo sejak sekarang menanam kelapa hasilnya akan dipetik 5 sampai 6 tahun ke depan,” katanya.
Selain kelapa Sumbar menurut Mahyeldi juga akan mengembangkan bibit pinang wangi sebagai salah satu andalan untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Komoditas pinang wangi ini belum begitu banyak ditanam kabarnya baru di Jambi karena itu peluangnya juga cukup besar karena pasarnya tidak hanya di daerah tetapi juga ke luar negeri seperti Timur Tengah dan Eropa” kata Gubernur.
Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur menyebut kabupaten yang dipimpinnya sangat cocok untuk menanam kelapa dalam karena itu pengadaan bibit kelapa akan menjadi salah satu program strategis daerah.
“Kalau bibit nya nanti sudah diluncurkan kita akan coba bantu masyarakat agar bisa mendapatkannya dan menanam di lahan milik sendiri,” katanya
Demikian juga dengan produk pinang wangi yang dinilainya memiliki prospek yang besar untuk dikembangkan karena itu juga akan menjadi komoditas andalan di Padang Pariaman. (Red)