Jakarta, MMCIndonesia.id – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak banyak pihak untuk berkolaborasi dengan pemerintah guna menyiapkan Future SMEs atau UMKM masa depan yang memiliki daya saing tinggi.
“Produk yang dihasilkan koperasi dan UMKM kita harus masuk ke rantai pasok industri nasional maupun global,” ujar Teten, pada acara penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, di Jakarta, Rabu (2/6).
Menurut Teten, banyak ide dan gagasan besar dapat tumbuh dalam membangun Future SMEs lewat kolaborasi berbagai pihak yang saling mendukung.
“Kita akan melakukan pendekatan profesional dengan inkubator perguruan tinggi dan pihak swasta. Salah satunya, MoU dengan Ikatan Alumni Universitas Brawijaya,” ujar MenkopUKM.
Bahkan ke depan, lanjut Teten, pemerintah akan membangun kewirausahaan secara by design, berdasarkan potensi yang dimiliki, dan berbasis SDM unggul.
“Kalau tidak begitu, sampai kapan pun UMKM kita tidak akan pernah bisa bersaing,” kata Teten.
Teten menambahkan, akan ada insentif pajak dan kebijakan upah bagi usaha besar yang berkolaborasi dengan UMKM. “Itu sudah tertuang dalam UU Cipta Kerja,” ucap Teten.
Bagi MenkopUKM, mendorong UMKM masuk ke rantai pasok, khususnya industri elektronik, otomotif, dan sebagainya, harus dilakukan dengan cepat. “Jadi, Future SMEs yang kita dorong itu UMKM yang memiliki produk inovatif dan mengandung unsur teknologi. Untuk itu, kita sudah menyiapkan ekosistemnya. Salah satunya, akses pembiayaan ke perbankan,” imbuh Teten.
Teten mengungkapkan, tingkat akses pembiayaan UMKM ke perbankan masih berada di level 9,8%. Sangat kecil bila dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia, Singapura, Jepang, dan China.
“Tahun 2024 mendatang kita harapkan akses kredit perbankan bagi UMKM harus di atas 30%,” tegas MenkopUKM.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim menjelaskan bahwa isi MoU mencakup sosialisasi program dan kegiatan strategis. “Termasuk penelitian dan pengkajian isu-isu penting terkait koperasi dan UMKM, hingga peningkatan kapasitas SDM pelaku koperasi dan UMKM,” kata Arif.
Arif berharap kerja sama dan sinergi tersebut dapat mengakselerasi pengembangan koperasi dan UMKM di seluruh Indonesia. “Itu sebagai bentuk dukungan program strategis di bidang perkoperasian, UMKM, dan kewirausahaan,” kata Arif.
Sementara itu Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Brawijaya Profesor Ahmad Erani Yustika mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti MoU ini ke dalam kerja yang efektif dan riil di lapangan. “Apalagi, banyak alumni Unibraw yang berkecimpung di dunia koperasi dan UMKM,” pungkas Erani.(*)