Bogor, MMCIndonesia.id – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan bahwa pihaknya akan fokus dalam pengembangan model bisnis di sektor pertanian dengan membentuk korporatisasi petani.
“Dari petani-petani perorangan berskala sempit, kemudian dikoperasikan agar masuk skala ekonomi dan model bisnis,” tandas Teten, saat bersama Mentan Syahrul Yasin Limpo mengunjungi Agribusiness and Technology Park (ATP) di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), kawasan Dramaga, Bogor, Minggu (30/5).
Dalam kunjungannya sekaligus melakukan panen melon di greenhouse melon di ATP IPB tersebut, Teten mengatakan, hal seperti itu perlu dilakukan supaya petani juga bisa lebih memproduksi dengan menggunakan bibit-bibit yang sudah melalui hasil riset yang bagus. Lalu, bisa terhubung dengan market dan pembiayaan.
“Korporatisasi petani juga upaya dalam peningkatan ekspor. Selain itu, substitusi produk komoditas pertanian yang impor akan didorong untuk mengurangi ketergantungan pada produk yang tidak bisa diproduksi dalam negeri,” jelas MenkopUKM.
Teten berharap, produk-produk petani itu bisa mensuplai pasar dengan stabil, baik kualitasnya maupun juga kapasitas produksinya.
Sementara Mentan Syahrul mengatakan bahwa dirinya bersama MenkopUKM ke IPB dalam kaitan mempersiapkan suatu konsepsi yang terukur dan terencana secara sistematis. “Artinya, komoditas komoditas unggul hasil riset dan uji coba harus diangkat untuk menjadi sesuatu yang mungkin langsung bisa diterapkan,” kata Mentan.
Mentan mengatakan, Kementan dan KemenkopUKM bersama perguruan tinggi akan bekerjasama dalam mengembangkan hulu hingga hilir sektor pertanian. Nantinya, KemenkopUKM bertugas dalam pembentukan kelembagaan dan off-farm, sedangkan Kementan akan melakukan budidaya dan peningkatan produktivitas, serta perguruan tinggi akan mengkoordinir budidaya tersebut baik hulu maupun hilir.
“Saya nanti akan main di budidaya dan produktivitasnya. Sehingga, nanti akan ada varietas-varietas tertentu apalagi untuk ekspor yang kita bedahi dari hulu sampai hilir dan itu yang kita hari ini kita lakukan di IPB,” ucap Syahrul.
Menurut Mentan, hal itu dilakukan sesuai arahan Presiden Jokowi terkait pelibatan perguruan tinggi dalam menciptakan inovasi produk, khususnya produk pertanian akan terus ditingkatkan.
“Tentunya hal ini guna menciptakan sebuah terobosan baik di sisi hulu maupun hilir dengan teknologi pertanian yang maju atau menjawab kondisi kekinian,” jelas Mentan.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor IPB Arif Satria menjelaskan Taman Teknologi Agribisnis yang dibangun belakang kampus, yaitu di Desa Cikarawang. Pengembangan ATP ini bagian dari Agromaritim 4.0 dan upaya mendorong petani untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi di bidang pertanian.
Rektor IPB mengatakan, produk pertanian yang dihasilkan di kampus IPB adalah hasil kerja sama dengan petani setempat. “Harapannya, manfaat ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya petani di sekitar IPB University,” kata Arif.
Kerjasama Taiwan
Sementara itu, Direktur Bisnis IPB University, Ahmad Yani, menambahkan,sejarah ATP IPB University bermula dari kerja sama antara IPB University dengan Taiwan dan fokus bekerja sama di bidang pembangunan kemitraan petani. Melalui kerja sama itu, kemudian dibangun kantor ATP IPB University yang berlokasi di Desa Cikarawang, Dramaga, Bogor.
ATP IPB University juga memiliki fasilitas penunjang bisnis seperti pembibitan, greenhouse, perkebunan dan area packaging house. Sebagai salah satu unit bisnis, ATP IPB University memiliki berbagai produk yang dihasilkan bersama petani mitra dengan produk unggulan sayuran organik.
“Sedikitnya, ada 30 petani mitra yang kami bina dan bekerja sama dengan ATP University. Melalui petani mitra inilah ATP University menghasilkan berbagai produk sayuran organik yang berkualitas,” kata Yani.
Selanjutnya, produk sayuran organik hasil dari petani mitra dipasarkan kepada pasar modern dan ritel di kawasan Jabodetabek, seperti Diamond Supermarket, Yogya, Total, Ranch Market, dan All Fresh market. Tidak hanya itu, ATP IPB University juga menggandeng toko online untuk turut memasarkan produk-produk yang dihasilkan.
“Selain produk sayuran organik, ATP IPB University juga menghasilkan produk buah jambu kristal, jambu mutiara, melon, sayur nonorganik, benih ikan nila, dan bibit tanaman,” jelas Yani.
Menurut Yani, ATP IPB memiliki hamparan pemandangan yang menyejukkan mata. Pengunjung, akan disapa oleh ranumnya golden melon di dalam greenhouse, hamparan jambu kristal dan jambu mutiara, warna warni sayur-sayuran, hingga ikan lele yang dibudidayakan di dalam kolam-kolam di dalam greenhouse.
Segmen bisnis ikan lele dimulai dari pembenihan, pendederan, pembesaran hingga pengolahan. Adapun produk bibit tanaman, ATP IPB University memproduksi berbagai bibit sayuran di dalam smart greenhouse yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bibit petani mitra. Selain bibit sayuran, ATP IPB University juga menyediakan bibit buah jambu kristal, jambu mutiara, buah pepaya calina.
Yani menambahkan, selain fokus pada lini bisnis, ATP IPB University juga memberikan layanan kepada mahasiswa dan masyarakat. Contohnya, lewat kegiatan kunjungan praktikum lapangan, agroedutourism, pelatihan dan kegiatan magang bagi mahasiswa.
“Kegiatan Agroedutourism merupakan salah satu bentuk layanan yang diselenggarakan di ATP IPB University dalam rangka mengenalkan model bisnis pertanian yang dijalankan ATP IPB University kepada masyarakat luas,” pungkas Yani.(*)